Parents, Kenali Tanda-Tanda Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak

Senin, 8 Mei 2023 | 17:45:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Parents, Kenali Tanda-Tanda Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak

Ilustrasi anak bermain. (Special)

Ladiestory.id - Tumbuh kembang anak menjadi perhatian khusus bagi para orang tua, khususnya sejak usia 1 hingga 5 tahun. Para orang tua perlu memberikan stimulasi agar anak mendapatkan tumbuh kembang yang optimal.

Namun selain itu, orang tua juga perlu mengetahui beberapa tanda apabila tumbuh kembang anak terganggu. Ditemui beberapa waktu lalu, Psikolog sekaligus Co-Founder Rumah Dandelion, Orissa Anggita Rinjani, mengungkapkan, bahwa secara berkala orang tua perlu melakukan pengecekan kepada ahli tumbuh kembang anak.

"Memang kita (orang tua) perlu cek tumbuh kembang secara berkala, dan sekarang sudah banyak sekali akses-akses informasi sebenernya ya, selain kita memang ke dokter tumbuh kembang atau memang ke psikolog, informasi memang begitu banyak juga yang tersedia, kita lihat capaian-capaian perkembangan yang harus dicapai di usia tertentu itu, sudah tercapai atau belum di setiap indikator," paparnya.

Anak Bermain Gadget atau Komputer (unsplash)

 

Lebih lanjut, Orissa mengungkapkan, di setiap stimulasi-stimulasi anak tentunya harus lengkap. Jadi stimulasi tidak bisa di satu aspek perkembangan saja, tapi menyeluruh.

"Jadi ibaratnya kalau kita membangun rumah ada tiang pancangnya emapt sisi. Gak bisa tuh kita hanya aspek bahasanya aja, atau misalnya aspek kognitifnya aja, tapi semua aspek baik motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosial, kognitif, itu harus distimulai," ungkapnya.

"Nah kita juga bisa tau ada namanya periode belajar," sambungnya.

Ilustrasi anak bermain di pantai. (Special)

 

Orissa melanjutnya, seperti halnya kemampuan berjalan. Dalam kemampuan berjalan ada namanya periode belajar. Anak masih dianggap wajar apabila di usia 12 bulan-13 bulan belum berjalan. Hal ini karena periode belajarnya rata-rata dari usia 10-16 bulan, tapi ketika 16 bulan juga masih belum bisa berjalan dengan lancar, maka sudah harus mulai waspada.

"‘Kenapa ya?’, ‘ada apa ya?’, ‘apa yang bisa lebih intens stimulasinya yang bisa dilakukan, atau kah sampe perlu kita terapi dan sebagainya itu perlu dilihat lebih lanjut, gitu. Jadi kita melihat capaian-capaian perkembangannya, karena nanti berjalan itu memengaruhi proses selanjutnya, proses perkembangannya dalam sequence," terangnya.

"Kayak sekarang dari DANCOW membangun RPTRA gitu ya di lingkungan publik, kita juga senang sekali karena di sana juga banyak sekali manfaat yang bisa terstimulasi dari aspek mulai dari motoric kasarnya, pasti anak mulai dari setahun dia belajar untuk naik tangga terus naik prosotan aja tuh udah stimulasi," sambungnya,

Lebih lanjut pada RPTRA, untuk anak yang lebih besar mungkin bisa bermain gelantungan, belajar untuk mengendalikan kekuatan otot tubuhnya yang hanya bukan cuman motorik kasar saja, tapi sosialnya juga.

"Di sana dia ketemu dengan teman-teman seusianya, bermain bersama, berinteraksi, itu juga bisa membantu. Jadi kalau ditanya juga stimulasi apa yang perlu dilakukan orang tua, mungkin yang paling penting kalau menurut aku, mengajak anak bermain dan bermain bersama. Jadi bukan hanya menyediakan permainan, ‘main ya’, dibelikan segala macem fasilitas tetapi juga meluangkan waktu untuk bermain bersama anak," tutupnya.