Alasan Emosi Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Seseorang

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 21:00:00

Selsa Nawang Wulan

Penulis : Selsa Nawang Wulan

Alasan Emosi Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Seseorang

Ilustrasi Remaja Depresi. (Republika)

Ladiestory.id - Ternyata emosi sangat berpengaruh bagi kesehatan mental seseorang. Bagaikan dua sisi mata pisau, emosi dapat menjadi sebuah pengingat atau sinyal untuk membantu mengenali situasi yang membutuhkan respons untuk beradaptasi. Namun, di lain sisi jika emosi tidak dikelola dengan tepat, dapat menyebabkan kesehatan mental atau kondisi psikis terganggu.

Tiara Diah Sosialita, seorang psikolog klinis dalam Webinar bertajuk "Toxic Comparison: Every Emotions are Valid" pada Jumat (26/8/2022) mengatakan, bahwa siapapun dapat mengekspresikan emosi dengan baik sesuai situasi dan tidak berlebihan. Pengekspresian emosi inilah yang dapat mengurangi rasa stres yang dirasakan oleh seseorang. 

Webinar "Toxic Comparison: Every Emotions are Valid".
(Ladiestory.id/ Selsa Nawang Wulan)

Dengan pengekspresian emosi pula, seseorang dapat merasa terbantu untuk lebih mengenali diri sendiri karena paham dengan apa yang sedang dirasakan.

"Ekspresi emosi yang tepat, yang sesuai itu dapat membantu kita untuk lebih mengenali diri kita sendiri dengan lebih baik. Kita jadi paham apa yang sebenarnya dirasakan, apa yang memicu diri kita jadi merasa gak nyaman," ungkapnya. 

Selain itu,  pengekspresian emosi yang tepat juga dapat meningkatkan hubungan dengan orang-orang yang disayangi dan sekitar. 

Nantinya, hal-hal tersebut akan menimbulkan perasaan lega, sehingga terciptalah kondisi kesehatan mental yang baik. Karena kamu dapat mengungkapkan dan mengkomunikasikan apa yang sedang dirasakan.  

Tiara juga menyinggung istilah fight or flight mechanism. Yang mana akan muncul ketika seseorang gagal untuk mengekspresikan emosi. Jika kamu tidak bisa menerima dan mengekspresikan emosi yang dirasakan, maka kamu akan merasa tertekan dan stres.

Webinar "Toxic Comparison: Every Emotions are Valid".
(Ladiestory.id/ Selsa Nawang Wulan)

Bahkan jika fight or flight mechanism mulai teraktivasi, nantinya akan yang menghasilkan reaksi fisik yang dapat berdampak di kehidupan sehari-hari. Seperti meningkatnya detak jantung, fungsi pencernaan melambat, keringat dingin serta timbul perasaan cemas karena selalu berpikir akan ada bahaya dan ancaman.

Fight or flight mechanism merupakan reaksi fisiologis yang otomatis muncul sebagai respons terhadap stres, sebagai respons dari situasi atau peristiwa yang dianggap mengancam. 

Respons fight or flight sebetulnya dibutuhkan untuk bertahan hidup ketika dalam situasi yang mengancam. Namun, jika respons ini terlalu sering beraktivasi, bisa berdampak pada berbagai macam kondisi klinis psikopatologi termasuk berpengaruh pada kesehatan mental.

Sekali lagi, Tiara menegaskan penting untuk dapat memahami dan menyadari emosi yang sedang dirasakan serta mampu untuk menerimanya.