Refleksi Diri Melalui Film "Budi Pekerti"

Kamis, 9 November 2023 | 11:57:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Refleksi Diri Melalui Film "Budi Pekerti"

Film "Budi Pekerti". (Special)

Ladiestory.id - Bu Prani (Sha Ine Febriyanti), seorang guru Bimbingan Konseling pada salah satu SMP di Yogyakarta, mengalami kehidupan yang tak mudah karena dampak media sosial. Ibu dari Tita (Prilly Latuconsina) dan Muklas (Angga Yunanda) ini mendadak ramai diperbincangkan usai dirinya beradu mulut dengan seorang pesepedah saat mengantre untuk membeli kue putu yang viral di media sosial.

Scene di film "Budi Pekerti". (Special)

 

Kala itu, Bu Prani hendak membeli kue putu untuk suaminya, Didit (Dwi Sasono) yang tengah mengalami fase depresi pada gangguan kesehatan mental Bipolarnya. Mengambil latar waktu 2019-2020 pada saat Covid-19, pembelian kue putu menjadi terbatas dan menggunakan nomor antrean. Sayangnya, seorang bapak pesepedah berusaha menyerobot antrean dengan cara menitip pesanannya pada orang yang nomor antreannya lebih dulu. Mendapati hal itu, Bu Prani menegur hingga terjadi adu mulut dan tersulut emosi. Momen keributan tersebut direkam oleh pelanggan sekitar dan diunggah ke media sosial. Ya, dalam sekejap, Bu Prani pun menjadi hot topic media sosial alias viral.

Scene di film "Budi Pekerti". (Special)

 

Awalnya, Bu Prani tak mengambil pusing kasusnya karena ialah yang tahu persis bagaimana fakta yang terjadi. Sayangnya, masalah tersebut berimbas pada profesinya sebagai guru Bimbingan Konseling yang dinilai seharusnya lebih memiliki etika dan dapat lebih mengontrol emosinya. Latar belakang, keseharian hingga keluarga Bu Prani pun dikorek oleh netizen (pengguna media sosial) dan dimuat oleh media tanpa mengkonfirmasi langsung ke sumbernya. Serangan tak hanya diutarakan netizen untuk Bu Prani, namun juga anak-anak mereka, Tita dan Muklas.

Scene di film "Budi Pekerti". (Special)

 

Dalam sekejap kehidupan mereka diolok, dihina, bahkan dikecam oleh berbagai pihak yang hanya menyaksikan sepersekian detik kehidupan Bu Prani tanpa tahu fakta sebenarnya. Dalam dunia nyata Bu Prani, kebencian akibat video viral tersebut semakin terlihat jelas dari orang-orang sekitarnya. Kejamnya jempol netizen dalam berkomentar, membuat kehidupan Bu Prani kacau. Di satu sisi, ia ingin menegakan kebenaran, namun di sisi lain ia hanya "minoritas" di media sosial. Tita, Muklas bahkan Didit juga turut terdampak dari viralnya video tersebut.

Perasaan panik, takut dan kalut Bu Prani beserta keluarganya, terkemas sempurna dalam sebuah film "Budi Pekerti" karya Wregas Bhanuteja. Film ini menjadi sentilan bagi pengguna media sosial untuk bijak saat mendapatkan konten-konten yang viral.

Scene di film "Budi Pekerti". (Special)

 

Tak hanya itu, "Budi Pekerti" juga dibumbui edukasi kesehatan mental tentang bagaimana menghadapi stressor, meregulasi emosi, hingga menormalisasi konsultasi ke Psikolog atau Psikiater. Sebab dalam salah satu adegan, mantan murid Bu Prani mendatangi terapis bukan dalam keadaan terpuruk sebagaimana stigma gangguan kesehatan mental yang tersebar, tapi atas dasar kesadaran bahwa ada hal yang tidak tepat pada dirinya dan ia mau mengenal dirinya lebih dalam.

Film ini cukup ringan dan namun terasa sangat dekat bagi masyarakat. Diharapkan para penonton dapat merefleksikan diri terkait penggunaan media sosial selama ini.