Mengapa Media Sosial yang Tidak Baik Untuk Kesehatan Mental Remaja

Rabu, 4 November 2020 | 18:04:41
Bagikan :
Penulis : LS Lifestyle

Mengingat pengguna media sosial saat ini sudah sangat beragam dan tidak dapat dibatasi, penyalahgunaannya sudah harus menjadi sorotan. Bagaimana jika anak di bawah umur terpapar dengan tayangan pornografi? Bagaimana jika tayangan bunuh diri kemudian mendorong banyak orang untuk melakukan hal yang sama? Kekhawatiran akan fenomena inilah yang mendorong kita untuk gencar menanamkan kesadaran pentingnya menjaga media sosial menjadi media yang ramah kesehatan mental. Untuk itu, bulan November ini didedikasikan sebagai langkah awal kampanye menciptakan lingkungan media yang mendukung mental yang sehat. 

Di era milenial ini, beraktivitas di media sosial adalah sebuah kegiatan yang tidak lagi asing untuk masyarakat dari berbagai lapisan. Mereka yang hidup di desa terpencil pun saat ini sudah mengenal internet dan sudah beraktivitas di Facebook. Para kaum sosialita di perkotaan bisa dipastikan memiliki akun lebih dari satu media sosial. Anak-anak di bangku SMP atau mungkin bahkan SD juga sudah mulai berselancar di media ini dengan mudah. Orang tua juga tidak mau ketinggalan. Memiliki akun media sosial sudah menjelma menjadi sebuah kebutuhan penting.

Namun, semakin lama, aktivitas di media sosial semakin mengkhawatirkan. Ada banyak hal yang dilakukan orang dengan akunnya merupakan sesuatu yang membahayakan kesehatan mental. Baik itu kesehatan mental orang lain yang terdampak dari postingan atau aksi tertentu, hingga kesehatan mental pemilik akun itu sendiri.

Media sosial memang memiliki efek positif pada anak-anak dan remaja, baik dengan mengajarkan keterampilan sosial, memperkuat hubungan, maupun hanya bersenang-senang. Namun, penggunaan terus-menerus dari platform ini juga dapat memiliki dampak negatif, terutama pada kesehatan mental dan kesejahteraan pengguna muda.

Bagaimana penggunaan media sosial dapat meningkatkan risiko kesehatan mental remaja? Faktanya adalah di media sosial remaja juga mengalami perlakuan buruk. Survei Pew Research Center tahun 2018 tentang remaja Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa satu dari enam remaja telah mengalami setidaknya satu dari enam bentuk perilaku penganiayaan online mulai dari:

Hal yang membuat kondisi ini semakin buruk adalah ketika remaja menganggap hal-hal negatif yang terjadi di media sosial sebagai hal yang lumrah dan “risiko” dari bermain di media sosial. Jika hal ini terus dibenarkan, maka dapat memicu masalah yang lebih serius lagi.

Bukan tak mungkin remaja yang menjadi korban penganiayaan di online justru malah melakukan hal yang sama kepada orang lain. Menggunakan media sosial dengan cara yang cerdas adalah salah satu upaya membentengi diri dari dampak negatif konsumsi media sosial terhadap kesehatan mental.

Menjaga Kesehatan Mental Saat Bersosial Media

Upaya untuk mencegah dampak negatif dari penggunaan media sosial oleh remaja dimulai dengan mendidik remaja tentang bahaya yang diberikan oleh media sosial. Salah satu cara paling efektif lainnya adalah memastikan penggunaan media sosial remaja memiliki dampak positif pada kehidupan.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Clinical Psychology menemukan bahwa mahasiswa sarjana yang membatasi waktu mereka di FacebookInstagram, dan SnapChat, hingga 10 menit setiap hari atau total 30 menit penggunaan untuk semua media sosial umumnya memiliki citra diri yang lebih positif. 

Sumber Foto Utama: Freepik.com

 

Topic efek buruk media sosial efek buruk media sosial untuk remaja kesehatan mental remaja sosial media

Trending

Tag Teratas

Berita Terkait

Berita Terkini