Penjelasan Lebih Dalam mengenai Jenis Depresi

Jumat, 19 November 2021 | 00:01:00

Prisca Devina

Penulis : Prisca Devina

Penjelasan Lebih Dalam Mengenai Jenis Depresi

Foto: shutterstock

Ladiestory.id - Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental yang cukup serius dan berbahaya. Macam-macam depresi dapat dikategorikan dari yang ringan, hingga cukup parah bahkan beresiko mengancam nyawa.

Kita pasti merasakan sedih, hampa, dan putus asa, karena keluarga, pekerjaan, tekanan batin, atau karena ada keluarga atau kerabat dekat yang baru saja meninggal. Namun seiring waktu berjalannya waktu, maka perasaan akan menghilang dan kondisi emosional kembali normal.

Bahayanya ketika perasaan terus menetap hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan muncul tanpa alasan yang jelas, maka kemungkinan hal itu disebabkan oleh depresi.

Ciri dari depresi adalah perasaan putus asa. Selain itu, orang yang menderita depresi biasanya sulit menjalani aktivitas sehari-hari dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Penderita depresi tak sedikit yang merasa ingin bunuh diri atau ingin mencelakai diri karena merasa hidupnya tidak berarti.

Foto: shutterstock

Macam-macam depresi memiliki berbagai jenis. Maka dari itu, penting untuk  mengetahui jenis dan gejala berbagai macam depresi sehingga kondisi ini dapat dikenali dan ditangani dengan tepat.

Macam-Macam Depresi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat setidaknya ada 260 juta penderita depresi di seluruh dunia. Banyak penderita depresi diperkirakan ada 800.000 kasus kematian akibat bunuh diri yang disebabkan oleh depresi.

Depresi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Depresi Mayor

Depresi yang membuat penderitanya merasa sedih dan putus asa sepanjang waktu. Seseorang dikatakan menderita depresi mayor jika mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Suasana hati yang murung dan suram
  • Kehilangan minat terhadap hobi atau aktivitas lain yang sebelumnya disukai
  • Perubahan berat badan
  • Gangguan tidur
  • Sering merasa lelah dan kurang berenergi
  • Selalu merasa bersalah dan tidak berguna
  • Sulit berkonsentrasi
  • Kecenderungan untuk bunuh diri

Gejala bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Depresi ini tergolong berat sehingga mengganggu aktivitas dan kualitas hidup penderitanya.

2. Depresi Persisten

Foto: shutterstock

 

Depresi persisten atau distimia merupakan istilah yang menggambarkan kondisi depresi yang bersifat kronis. Gejala yang ditimbulkan sama dengan depresi, hanya saja depresi ini berlangsung lama bahkan hingga bertahun-tahun.

Seseorang dapat disebut menderita depresi persisten apabila ia merasakan gejala depresi yang menetap selama setidaknya 2 bulan secara terus menerus dan hilang timbul dalam waktu 2 tahun.

Walau gejalanya tidak selalu berat seperti depresi mayor, penderita depresi persisten seringkali kesulitan dalam bersosialisasi dan menjalani aktivitas.

3. Gangguan bipolar

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat drastis. Orang yang memiliki gangguan bipolar bisa merasa senang dan berenergi di suatu waktu, namun tiba-tiba sedih dan depresi.

Ketika berada dalam fase senang dan berenergi (mania atau hipomania), penderita bipolar akan mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Optimis dan tidak bisa diam
  • Sangat berenergi dan lebih bersemangat
  • Percaya diri yang berlebihan
  • Susah tidur atau merasa tidak perlu tidur
  • Nafsu makan meningkat
  • Banyak pikiran

Setelah berada dalam fase mania atau hipomania untuk beberapa waktu, biasanya akan masuk ke fase mood yang normal, lalu kemudian masuk ke fase depresi. Perubahan mood ini bisa terjadi dalam waktu hitungan jam, hari, atau berminggu-minggu.

4. Depresi Psikotik

Foto: ilustrasi depresi (shutterstock)

 

Depresi psikotik ditandai dengan gejala depresi berat yang disertai adanya halusinasi atau gangguan psikotik. Penderita depresi mengalami gejala depresi dan halusinasi, yaitu melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak nyata.

Tipe depresi banyak terjadi pada orang tua. Meski begitu, orang yang masih muda pun bisa saja mengalaminya. Selain usia lanjut, riwayat trauma psikologis yang berat di masa kecil dikatakan dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami depresi psikotik.

5. Depresi Postpartum

Depresi postpartum terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan. Ibu yang menderita depresi postpartum dapat mengalami beberapa gejala, seperti:

  • Selalu merasa tertekan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Nafsu makan berkurang
  • Susah tidur
  • Merasa tidak pantas menjadi seorang ibu
  • Sulit menghasilkan ASI atau menyusui
  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri atau bayinya

Depresi postpartum mirip dengan gangguan psikologis lain yang disebut baby blues syndrome. Sindrom baby blues biasanya terjadi selama 2 minggu setelah melahirkan dan mereda dengan sendirinya.

Di sisi lain, depresi postpartum bisa berlangsung lama hingga 6 bulan atau bahkan lebih, sehingga dapat mengganggu ikatan batin antara ibu dan bayinya.

Demikian ulasan tentang jenis depresi yang perlu diwaspadai. Jika mengalami gejala depresi seperti di atas, jangan ragu untuk menemui tenaga ahli.